About Us

Divider

Welcome to Smiles YASI!

Divider

Pada 26 Oktober 2015, Esther Ratnasari mendirikan Yayasan Anak Spesial Indonesia atau disingkat YASI. Alasan pemberian nama tersebut adalah karena memiliki harapan agar para orang tua tidak berfokus pada kekurangan dalam diri anak anak berkebutuhan khusus melainkan berfokus pada kelebihan mereka. Kami juga berprinsip bahwa pada dasarnya setiap anak dilahirkan spesial dan setiap anak beharga di mata Tuhan.

"Having a special needs child is not the end of the world. But it is a beginning of a journey of faith, hope & love"

- Esther Ratnasari -

A Little About Us

Pada 26 Oktober 2015, Esther Ratnasari mendirikan Yayasan Anak Spesial Indonesia atau disingkat YASI. Alasan pemberian nama tersebut adalah karena memiliki harapan agar para orang tua tidak berfokus pada kekurangan dalam diri anak anak berkebutuhan khusus melainkan berfokus pada kelebihan mereka. Kami juga berprinsip bahwa pada dasarnya setiap anak dilahirkan spesial dan setiap anak beharga di mata Tuhan.

Sebuah catatan dari Ibu Esther - Founder YASI

Pada tahun 2008, anak pertama kami yang bernama Joseph di diagnosa Autism Spectrum Disorder ( Saat itu PDD-NOS). Perasaan kaget, sedih, marah, tidak percay becampur aduk jadi satu menghantui keluarga kami selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Dengan rasa panik dan kalut, kami membawa anak kami ke dokter, psikolog, psikiater, berusaha mencari second opinion, dan memberikan treatment terbaik untuk Joseph.

Orangtua mana yang tidak hancur hatinya saat mendengar anaknya di vonis berkebutuhan khusus. Demikian juga dengan kami. Tapi walau sedih, kami berusaha tetap bangkit demi anak kami. Hari-hari yang kami jalani dari satu klinik ke klinik lain, satu rumah sakit ke rumah sakit lain membawa kami bertemu dengan banyak keluarga yang senasib seperjuangan dengan kami.

A Little About Us

Pelan-pelan, perasaan sendiri dan putus asa itu hilang. Berganti dengan perasaaan dan harapan baru karena ternyata ” Kami tidak sendirian, banyak keluarga yang berjuang dengan hal yang sama”. Kami juga mengamati banyak sekali keluarga dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang dalam segala kekurangannya tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka.